Jemaah haji melakukan thawaf mengelilingi ka’bah. (Foto: Canva)
Sejak Senin, 15 Mei, penduduk lokal tanpa izin masuk akan ditolak dari titik kontrol keamanan oleh petugas security di jalan menuju Mekah, berdasarkan laporan Saudi Gazette.
Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya Direktorat Jenderal Keamanan Publik untuk mengatur pintu masuk ke Ibukota Suci menjelang musim haji.
Warga harus mendapatkan izin dari otoritas yang berwenang untuk memasuki Makkah.
Menurut Keamanan Publik, kendaraan dan warga ekspatriat akan dikembalikan ke tempat asalnya, dengan pengecualian bagi mereka yang bekerja di tempat suci dan memiliki izin masuk, mereka yang memegang kartu identitas penduduk yang dikeluarkan di ibu kota suci, atau mereka yang memiliki izin umrah atau haji.
Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk memastikan keselamatan dan keamanan semua orang yang berpartisipasi dalam musim haji.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Paspor mulai menerima permohonan izin masuk ke Makkah secara elektronik. Layanan ini tersedia untuk pekerja rumah tangga, anggota keluarga non-Saudi, pekerja yang tinggal di perusahaan yang berbasis di Makkah, pemegang visa kerja musiman, dan kontraktor dengan perusahaan yang terdaftar dalam sistem 'Ajeer' untuk musim haji 1444 H.
Layanan ini dapat diakses melalui portal elektronik “Muqeem” untuk semua agensi, sementara izin untuk pekerja rumah tangga dan anggota keluarga non-Saudi dapat diperoleh melalui platform ‘Absher Individuals’.
Langkah-langkah baru dan layanan elektronik bertujuan untuk memfasilitasi prosedur bagi penerima fasilitas, mempersingkat waktu pemrosesan, dan menghemat tenaga bagi mereka yang berpartisipasi dalam musim haji.
Menjelang musim haji, Direktorat Jenderal Keamanan Publik dan Direktorat Jenderal Paspor akan terus memantau situasi dengan cermat dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan semua peserta haji tahunan.
Sumber: https://www.arabianbusiness.com/gcc/saudi-arabia/saudi-bans-residents-entering-makkah-without-hajj-permit
